Menata Meja Kantor Agar Membangkitkan Semangat Bekerja - Untuk pekerja biasa yang bukan pimpinan perusahaan, bekerja di balik meja memandangi komputer dan bergelut dengan kertas-kertas dokumen, jika dilihat sepintas sepertinya sangat mengasyikan. Tanpa harus panas-panas atau berkeringat dan mengeluarkan tenaga, dapat menghasilkan uang yang biasanya lebih banyak daripada yang melakukan pekerjaan secara fisik. Namun bagi yang menjalaninya, tidak sedikit gangguan dan permasalahan dihadapi di balik Meja Kantor tersebut. Di antaranya adalah kejenuhan menghadapi rutinitas yang pada akhirnya dapat menurunkan produktivitas kerja.
Meskipun sebagaian pekerjaan saya sebagai konsultan teknik cukup menyenangkan dengan berbagai perjalanan survey ke hampir seluruh pelosok Indonesia, pada akhirnya pekerjaan saya harus diselesaikan di balik meja kantor dengan memelototi layar monitor dan setumpuk dokumen untuk menghasilkan sebuah laporan.
Jika situasi demikian sudah melanda, saya biasanya menata ulang meja kantor saya. Meskipun tidak banyak pilihan mengenai posisi meja dan kursi, setidaknya saya menata tumpukan-tumpukan dokumen dan letak komputer yang berada di atas dua meja ukuran setengah biro yang menjadi tempat saya menuangkan berbagai pemikiran tersebut.
Pada tahap inilah pekerjaan menjadi monoton dan membosankan. Karena itu beberapa bagian waktu yang seharusnya diisi untuk berfikir, malah digunakan untuk bermain-main seperti main game, facebookan atau berkompasiana. Meskipun secara waktu harus bekerja, namun jika semangat sudah hilang, apadaya fikiran susah difokuskan dan sang konsentrasi entah sedang jalan-jalan kemana.
Adakalanya saya menempatkan beberapa buku referensi di samping kiri monitor, adakalanya ditempatkan di meja samping berdekatan dengan CPU desktop. Sementara itu meja yang dihadapan saya cukup diisi monitor, kalender meja dan telepon saja. Selama lebih dari ten tahun bekerja, selain sudah tiga kali ganti posisi meja, mungkin sudah puluhan kali memformat isi meja tersebut.
Kebiasaan ini biasa saya lakukan semenjak di bangku kuliah, dimana waktu itu yang diformat adalah kamar yang menjadi salah satu privasi saya. Jika suasana sudah mulai menjenuhkan dan semangat belajar mulai menurun, saya akan merubah posisi tempat tidur, meja belajar, box speaker dan tape deck yang jaman itu bentuknya masih besar-besar. Dengan perubahan posisi tersebut saya biasanya mendapatkan kenyamanan baru dan semangat baru dalam menghadapi pelajaran-pelajaran yang memang membosankan.
Selain karena kebosanan, saya juga sering menata ulang meja kerja tersebut menjelang berakhirnya suatu proyek dan menyongsong proyek baru. Hal tersebut dilakukan agar tumpukan-tumpukan dokumen tidak tumpang tindih antara pekerjaan yang sudah selesai dengan yang on going. Hal ini sangat bermanfaat terutama pada saat harus membolak-balik beberapa dokumen. Semakin sedikit dokumen yang ada pada tumpukan meja, semakin efisien kita dalam menemukan barang yang dicari.